Untuk mensukseskan program “ABRI Masuk Desa” sejumlah pasukan di sebuah desa terpencil di pinggiran Ainaro, Timtim, dikerahkan untuk mendirikan gedung sekolah. Setelah itu mereka diinstruksikan agar mengajak anak anak agar mau pergi bersekolah.
Rupanya Soares, 10, adalah salah satu anak yang dipaksa tentara bersekolah. Di sekolah ia diajari oleh guru tentara tentang sejarah Proklamasi RI, perjuangan kemerdekaan, pahlawan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar, era kejayaan Majapahit dan Pemberontakan Komunis pada September 1965.
Setelah 1 minggu ikut pelajaran sekolah tentara, Soares ditanya ibunya.
“Nak, apa pengalamanmu selama seminggu di bangku sekolah,” tanya ibunya.
“Saya hanya buang-buang waktu saja. Saya tidak bisa membaca, saya tidak bisa menulis, dan saya tidak diperbolehkan bicara ...”