Rabu, 31 Maret 2021

Harmoko Bingung

 

    Setelah tahu pasti bahwa dirinya bakal menjadi anggota MPR/DPR RI, Harmoko kebingungan. Pasalnya, dia harus memanggil Presiden Soeharto dengan sapaan “Saudara Presiden”. Lebih sial lagi kalau dia menjadi Ketua DPR, artinya dia harus lebih sering memanggil dengan sapaan itu. Jelas sungguh sulit karena seumur-umur dia tidak pernah melakukannya.


    “Bune, bagaimana ini yaa baiknya. Aku kan jadi pakewuh nanti,” katanya pada sang istri.


    “Aduh Pakne, aku juga bingung,” jawab Yu Srie, “Lebih baik Pakne konsultasi saja dengan Bapak Presiden bagaimana sebaiknya.”


    Maka berangkatlah Harmoko ke Cendana. Setelah membungkuk dalamdalam Harmoko menjelaskan masalah yang menjadi beban pikirannya itu.


    Sebagai orangtua yang arif Soeharto lantas memberi jawaban yang menyejukkan, “Moko, kamu ndak usah bingung”, kata Soeharto dengan senyumnya. ‘Kamu boleh saja menyebut daripada aku dengan sapaan “Saudara Presiden”. Itu sudah seharusnya, dan itu konstitusional. Tapi supaya perasaanmu enak, sebelum kamu mengucapkan “Saudara Presiden” kamu lebih dulu mengucapkan “sesuai petunjuk Bapak Presiden”, kan begitu?”



Soeharto.org digagas untuk merawat ingatan dan menolak lupa terhadap kebiadaban Orde Baru.