Selasa, 30 Maret 2021

Syarwan tak Butuh Otak


    Ketika masih kolonel, Syarwan setiap hari bermimpi bisa segera jadi jendral. Karena terus memikirkan kariernya agar bisa cepat melonjak, Kolonel Syarwan akirnya menderita tumor otak. Terpaksa sebuah operasi dilakukan. Syarwan diminta agar tetap diopname di rumah sakit sambil menunggu tumor otaknya diangkat.


    Sementara itu semua informasi yang masuk ke Syarwan disaring agar penyakitnya tak bertambah parah. Banyak diantara bawahan Syarwan membesuk khususnya setelah bekas operasi di kepala sang kolonel agak sembuh.


    “Pak, ada kabar gembira yang belum saya sampaikan kepada Bapak, soalnya selama ini ‘kan Bapak sakit,” ujar seorang bawahan memulai percakapan dengan Syarwan yang sedang berbaring di ranjang. 


    “Berita apa itu?” tanya Syarwan.


    “Bapak sekarang sudah diangkat jadi jendral!” jawab sang bawahan.


    Sementara itu dokter yang mengoperasi tumor otak Syarwan datang. Ia kelihatan sangat panik. “Aduh. Gimana ya Pak? Otak Bapak yang saya operasi lupa saya masukkan kembali ke dalam kepala Bapak ...,” ujar si dokter setengah melapor.


    “Ah, nggak apa-apa Dok. Tak usah repot-repot. Saya sekarang setelah jadi jendral, jadi nggak perlu pakai otak lagi ...”



Soeharto.org digagas untuk merawat ingatan dan menolak lupa terhadap kebiadaban Orde Baru.